JATENG MEMANGGIL- Kolaborasikan Budaya dengan Akademisi, KKN IKMB IAIN Kudus kelompok 009 mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama Kepala Paguyuban Sedulur Samin di Desa Karangtalun, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Sabtu (11/09/2023).
Salah seorang mahasiswa Univercity of Africa, Muhammad Maulana Ikrom, mengatakan, gagasan atau ide mahasiswa KKN IKMB IAIN Kudus kelompok 009 dalam mengkolaborasika budaya dengan akademi itu sebagai ajang korelasi dan kolaborasi antara Budaya dan Akademisi yang sebelumnya sudah dikenalkannya kepada masyarakat.
“Mudah- mudahan Hal ini dapat membuat literasi kebudayaan lokal yang semakin hari semakin tertinggal oleh waktu,” katanya.
Ikrom mengaku, kegiatan tersebut mendapatkan apresiasi penuh dari kepala desa Karangtalun yang menyambut baik atas upaya Kelompok KKN IKMB IAIN Kudus kelompok 009.
“Kegiatan ini dalam memperkenalkan budaya lokal di Kabupaten Blora khususnya Suku Samin,” paparnya.
Ikrom menjelaskan, agar tercipta korelasi dan kolaborasi antara budaya dan akademisi, panitia penyelenggara mengundang mahasiswa pilihan di Blora.
“Betapa pentingnya moderasi beragama antar umat beragama serta budaya. Budaya dan agama harus salinglah bersama dalam menjawab tantangan zaman yang sudah maju ini,” tandasnya.
Sebab, menurut Ikrom, agama Islam masuk ke Nusantara sendiri salah satunya menggunakan budaya seperti halnya Walisongo. Apabila antara kedua unsur tersebut tidak saling bersama, maka akan terjadilah pertikaian antar sesama manusia.
“Dengan adanya korelasi dan kolaborasi antara budaya dan akademisi, diharapkan menambah cakrawala ilmu pengetahuan dan literasi mahasiswa akan budaya lokal yang masih belum diketahui secara mendalam serta memberi manfaat untuk masyarakat. Desa Karangtalun sendiri terletak di Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora yang masih memiliki jalan berbatuan 30 menit dari pusat kota,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Desa Karangtalun, Sri Hati mengatakan kalau pihaknya sangat mensuport kegiatan tersebut.
“Karena di daerah kami ada budaya lokal Blora khususnya Suku Samin yang sering dibicarakan kesana kesini tapi belum tau lebih dalam akan Suku Samin itu sendiri. Semoga dengan kegiatan diskusi ini diiharapkan bisa menambah cakrawala pengetahuan ilmu budaya lokal yang ada di Indonesia ini khususnya Kabupaten Blora,” paparnya.
Kepala Paguyuban Sedulur Sikep Samin Nunggal Roso, Mbah Poso, menuturkan bahwa, betapa pentingnya ikatan persaudaraan antar sesama ciptaan-Nya. Semua yang ada di bumi semua adalah saudara, bahkan langit, angin, dan bumi serta isinya adalah saudara.
“Semua yang ada di alam semesta ini adalah saudara kita sesama makhluk ciptaan Gusti Kang Aryo Jagat. Kita hanya sebagai makhluk (kawulo) hanya bisa berusaha bagaimana kita mendekatkan diri kepada-Nya,” terangnya.
Mbah Poso juga menjelaskan terkait gambaran umum tentang Suku Samin yang menjadi suku khas di Kabupaten Blora.
“Samin itu bukanlah suatu agama, tapi suatu budaya yang berasal dari kata ‘sami-sami’ yang berarti podo (sama). Jadi sebenarnya kita semua adalah Samin. Karena kita semua sama di hadapan Gusti Kang Aryo Jagat, serta banyak cara juga untuk mendekatinya selaku kita kawulo (hamba) Nya. Tinggal bagaimana kita melihat dari sudut pandang yang mana,” ujarnya.