Advertisement

PWNU Jateng Tegaskan Madrasah Diniyah Jadi Benteng Kesatuan NKRI

JATENG MEMANGGIL– Madrasah Diniyah (Madin) memiliki peran penting sebagai penyedia santri sebelum masuk pesantren. Karena santri itulah yang kemudian akan menjadi benteng Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal itu diungkapkan Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Ubaidullah Shodaqoh saat menghadiri halaqah “Penguatan Madin dan Sosialisasi Perda Pesantren” di kompleks Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Sabtu (9/12/2023).

“Karena, pesantren dengan tiga fungsinya yakni sebagai lembaga pendidikan, lembaga dakwah, dan pemberdayaan masyarakat mendapat input yang cukup baik, santri yang sebelumnya berangkat dari Madin, mereka tinggal meneruskan untuk mengarungi samudera ilmu,” ujarnya.

Dijelaskan, peran Rabithah Ma’ahid Islamiyyah Nahdlatul Ulama (RMI PWNU) mengkoordinasikan madin dengan pesantren merupakan mandat Muktamar NU ke-33.

Baca Juga:  Gibernur Lutfi Tetapkan Bandara Dewandaru Jepara dan Ngloram Blora Sebagai Bandara Perintis

“Kaderisasi dimulai dari Madin,” ucapnya.

Menurutnya, madin mengajarkan hal-hal mendasar dalam beragama. Dari ilmu, alat, ibadah hingga menulis Arab pegon oleh guru-guru yang memiliki semangat tinggi dan ikhlas mengajar.

‘’Kurikulum Madin mengajarkan Islam moderat, nilai-nilai toleransi, keadilan, berimbang dengan berbagai implementasi langsung diajarkan, dan dipraktikkan,” ungkapnya.

Kiai Ubaid mencontohkan di Kejajar Wonosobo terdapat 16 ranting. Tiap ranting memberikan beasiswa kepada 3 anak untuk berangkat mondok, sekolah di MTs, dan Aliyah.

“Ke depan harus ada alokasi untuk beasiswa santri Madin,” harap pengasuh pondok pesantren Al-Itqon.

Baca Juga:  Liga Prancis, Pertandingan PSG vs Nice skor -13

Senada dengan Kiai Ubaid, Ketua PW RMINU Jateng, KH Nur Machin Chudlori, mengatakan kaderisasi harus dimulai dari Madin.

”Maka Madin agar bisa maju, berkembang dan berkesinambungan perlu diperkuat bersama, ucapnya.

RMINU Jateng, sambungnya, telah membuat Pedoman Madin NU dan Buku Aswaja untuk tingkat Awwaliyyah sebagai cara penguatan madin dalam bidang pengelolaan Madin dan penguatan Ahlus Sunnah Waljama’ah dalam satu tarikan nafas fikrah, amaliah, dan harakah.

Wakil Ketua RMI PWNU Jateng, KH. Fadhlullah Turmudzi, menambahkan, menguatkan Madin maka menjaga Islam moderat pula.

Baca Juga:  Gus Yasin Acungkan Jempol ke Muslimat NU Karena Banyak Berkontribusi Terhadap Peningkatan Ekonomi dan Pendidikan

Islam moderat yang tumbuh dan berkembang baik di Indonesia, sambungnya, nantinya akan menjaga keutuhan NKRI.

‘’Maka salah satu untuk menguatkannya dengan mendorong dibentuknya RMI MWC NU. Yang khusus membantu RMI dalam hal ini Madin NU khususnya,” terangnya.

Tambahan informasi, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Silaturahim Daerah (Silatda) ke-2, Minggu, (8/10/2023) kemarin.

Penulis:
Redaksi
Editor:
Admin
Advertisement