JATENG MEMANGGIL – Malam ke-21 Ramadan atau malam selikuran, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar kirab. Menurut Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta Hadiningrat, KPA Dany Nur Adiningrat, menjelaskan bahwa kirab malam selikuran tersebut merupakan perintah dawuh Kanjeng Sinuhun Paku Buwono ke-13.
“Jadi ini adalah hajat dalem malem selikuran. Jadi Keraton Kasunanan Surakarta atas dawuh dalem Kanjeng Sinuhun Paku Buwono ke-13, seperti tahun-tahun sebelumnya ketika bulan Ramadan, kami mengadakan upacara malem selikuran,” jelasnya dilansir Antara Kamis (20/3/2025).
Ia menyebutkan bahwa kirab yang diselenggarakan itu untuk memperingati bahwa umat Muslim sudah memasuki malam ganjil disepuluh terakhir bulan Ramadan serta untuk menyambut malam Lailatul Qadar.
“Memasuki malam ganjil, memasuki malam Lailatul Qadar,” katanya.
Menurutnya, tradisi yang diselenggarakan itu terdapat iring-iringan tumpeng sewu, yang memiliki makna malam seribu bulan.
“Jadi ini upacara keagamaan berbalut budaya untuk mengingatkan di malam ganjil turunlah malam Lailatul Qadar atau malam seribu bulan,” katanya.
Kemudian, Ia mengungkapkan bahwa tradisi ini untuk mengingatkan kepada seluruh masyarakat, bahwa dibulan malam ke-21 Ramadan untuk diperbanyak beribadah kepada sang pencipta.
“Mengingatkan abdi dalem, sentono dalem, putra-putri dalem juga seluruh masyarakat Surakarta, masyarakat Jawa bahwa kita memasuki malam ke-21, ibadah diperbanyak, ditekunkan, iktikaf di masjid-masjid, berdoa kepada Allah semoga amal ibadah kita diterima,” ucapnya.
Acara kirab ini dimulai dari Keraton Surakarta menuju Kebon Rojo Sriwedari. Kirab ini juga merupakan bentuk sinergitas antara Keraton Surakarta dengan Pemerintah Kota Surakarta seperti tahun sebelumnya.
