Advertisement

KAHMI – Forhati Kendal Gelar Bakti Sosial Tukar Sampah Dengan Sembako

JATENG MEMANGGIL- Jelang lebaran 2025 H-10, KAHMI -Forhati Kendal gelar bakti sosial pmbagian sembako. Kegiatan yang dilakukan KAHMI -Forhati Kendal kali ini terbilang unik, lantaran kegiatan bagi sembako ini dikemas dengan mengelar bazar sembako dan untuk mendapatkan sembako itu masyarakat cukup menukar dengan sampah.

“Dalam kegiatan ini ada sekitar 100 warga Rusunawa berbondong- bondong membawa sampah dari blok A,B, C untuk ditukarkan dengan sembako,” kata Ketua KAHMI, Ali Martin saat acara bakti sosial KAHMI -Forhati Kendal, di halaman Rusunawa Kebondalem, Minggu (23/03/2025).

Ali mengatakan, dalam kegiatan itu, warga terlihat bersemangat membawa sampah berupa kardus, botol galon, buku dan botol minuman instan.sampah-sampah telah terpilah dengan baik karena sebelumnya telah diberikan pemahaman lewat koordinator dan pengurus Rusunawa.

“Sampah yang dibawa minimal 3 kg dan ditukar voucher untuk selanjutnya ditukar sembako. Selain itu, kita juga memberikan bantuan modal kepada 4 pelaku usaha kecil perempuan,” ujarnya.

Ali menjelaskan, kegiatan tersebut disamping bertujuan untuk meringankan warga Rusunawa, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan edukasi kepada warga agar sadar sampah.

“Karena Kab Kendal sudah dalam kondisi darurat sampah. Hari ini kami berkolaborasi dengan Bank Sampah Induk (BSI) Kendal dan juga Dinas Kependudukan. dan Catatan Sipil (Disdukcapil) untuk layanan adminduk di Kompleks Rusunawa,” paparnya.

Baca Juga:  Suara Emas Almira Mampu Hipnotis Pengunjung Saat Menyanyikan Lagu "Ibu Kita Kartini"

Salah seorang warga rusunawa yang juga pedagang pasar Kendal Sarmi, mengungkapkan jika dirinya merasa senang bisa mengumpulkan sampah tukar sembako.

“Dulu saya pernah menabung sampah di bank sampah pasar Kendal dan setahun mendapat tabungan Rp 500.000.,” tandasnya.

Selain itu, Sarmi juga mengungkap kegembiraannya karena dengan mengikuti kegiatan ini dirinya bisa mendapatkan layanan administrasi kependudukan tanpa harus ke kantor Dukcapil.

“Dengan sampah dikumpulkan rumah jadi bersih dan ternyata sampah bermanfaat dapat sembako” tuturnya.

Sementara, Ketua BSI Kendal, Nunuk Sarah Zenubia menyampaikan edukasi pengelolaan sampah, pada dasarnya setiap orang adalah produsen sampah, menghasilkan sampah minimal 0.5 kg sehari dan harus memiliki tanggungjawab untuk menyelesaikannya.

“Volume sampah di Kab Kendal per hari mencapai 170 ton dan baru dapat diselesaikan sebesar 41%. Komposisi sampah terbanyak adalah organik dan sisa makanan, kedua adalah sampah plastik yang meningkat dalam 20 tahun terakhir,” paparnya.

Lebih lanjut Nunuk mengatajan, kenaikan sampah plastik, dipicu karena peningkatan jumlah penduduk ,pola produksi menghasilkan produk plastik dan pola konsumsi masyarakat yang mengkonsumsi barang dari bahan plastik.

“Sampah plastik banyak tertimbun di TPA , dibakar secara terbuka dan terbuang ke lingkungan. Jika tidak ada upaya yang serius,sampah plastik mengancam kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat. Volume sampah 50% berasal dari rumah tangga atau Permukiman,” ungkapnya.

Disinilah, tegas Nunuk, dibutuhkan kesadaran baru dan penting sekali menggeser paradigma lama tentang pengelolaan sampah yang sebenarnya sudah berubah.

“Konsep lama adalah kumpul, angkut, dan buang dan bertumpu di TPA yg menjadikan TPA penuh /overload dan berpotensi menambah pemanasan global,” lanjutnya.

Paradigma baru menjadi pengurangan sampah dari sumber sampah, yakni dengan cegah, pilah, olah dan daur ulang atau 4 R dan bertumpu di hulu dan ada penanganan sampah yang lebih baik di hilir (TPA).

Baca Juga:  Angka Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga di Kendal Tahun 2024 Menurun Signifikan

“Persoalan perilaku masyarakat telah terbiasa pada jargon “buang sampah pada tempatnya “. Pdahal ini belum menyelesaikan masalah sampah,” katanya.

“UU Pengelolaan Sampah No 18 Tahun 2008 pasal 12 menyatakan bahwa setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan,” lanjutnya.

Lebih lanjut Nunuk mengatakan, data nasional menunjukkan 50% timbulan sampah berasal dari rumah tangga, hal ini berkaitan erat dengan budaya instan, gaya hidup dan perilaku masyarakat sehari-hari . Sehingga perlu dibangun literasi baru dalam pengelolaan sampah bahwa sampahku tanggung jawabku sehingga muncul kesadaran dan kepedulian setiap orang dalam urusan sampah.

“Selanjutnya diharapkan terbangun gerakan gaya hidup sadar sampah dimulai dari diri sendiri dan keluarga kita,” tuturnya.

Nunuk mengatakan, Bank Sampah Induk Kendal sudah 12 tahun melakukan edukasi pengelolaan sampah dari sumber utamanya rumah tangga dan sekolah, pondok pesantren dan komunitas.

“Edukasi bahwa sampah harus dipilah sesuai jenis dari sumbernya, yaitu rumah tangga, sekolah, pasar dan dilakukan olah sampah juga daur ulang sampah.BSI memiliki program outbond edukasi lingkungan mulai dari PAUD ,TK, SD, SMP SMA hingga komunitas dan ibu2 kader PKK di desa,” ujarnya.

“Setelah sampah terpilah, maka akan menjadi berkah. yaitu lingkungan bersih, sehat dan sampah malah menambah pendapatan.
contoh sampah an organik/ kering seperti kertas kerdus bisa ditabung menjadi rupiah, tukar sembako bahkan tukar emas. ini dapat menjadi investasi untuk bisa kuliahkan anak atau meningkatkan SDM,” lanjutnya.

Baca Juga:  Inilah Sejarah Peringatan Hari Bumi Sedunia, Berawal dari Gerakan Senator Gaylord Nelson

Menurut Nunuk, bahwa sampah ada nilai tukarnya, setelah kita memilahnya.

“Nah disinilah letak nya tidak semua orang mau memilah sampahnya .Lalu sampah organik bisa dibuat pupuk kompos, cairan serbaguna Eco Enzym yang menolong bumi hingga budidaya maggot yang berasal dari lalat BSF,” lanjutnya.

Maggot, lanjut Nunuk, menjadi alternatif pakan ternak bergizi tinggi mengandung protein 46%. jika ikan, ayam dan ternak dikasih makan maggot selain hemat juga lebih sehat.

“Hal ini untuk ketahanan pangan dan mengatasi anak stunting .jadi kami fokus di inovasi dan SDM bukan sampahnya,” tuturnya.

Terakhir Nunuk menyampaikan BSI Kendal sudah 12 tahun mengelola sampah dan memiliki 700 nasabah.

“Tahun 2025 BSI Kendal menjadi binaan FORSEPSI (Forum Sahabat Emas Peduli Sampah Indonesia) dan Pegadaian Perduli melalui program mengemaskan Indonesia dengan sampah,” katanya.

Nunuk juga memotifasi warga Rusunawa untuk sadar sampah, sampah bisa jadi infestasi atau tabungan, dengan catatan sudah terpilah lalu menjadi berkah.

“Harga emas Antam di pegadaian sekarang per 1 gram Rp 1.700.000. masyarakat bisa menabung sampah ke bank sampah, BSI siap melayani setiap bulannya. lalu jika sudah mencapai 76.000 bisa ditukar minigold /emas . setara dengan 3000- 5000 per hari atau setara dengan 3 kilo sampah,” ujarnya.

“Tindaklanjut kegiatan nanti akan dibentuk unit bank sampah di rusunawa dengan program nabung sampah tukar emas , bisa digunakan buat bayar sekolah anak2 kelak meningkatkan SDM dan menambah penghasilan keluarga Rusunawa,” pungkasnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Disperkim M Noor Hasyim , ST MM dan Kadis Dukcapil Ratna Mustikaningsih, SE MM . mereka menyambut baik kolaborasi ini semoga dapat berjalan secara berkelanjutan.
Mak Sarmi

Penulis:
Zamroni
Editor:
Redaksi
Advertisement