JATENG MEMANGGIL- Gagasan dari Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg), Pratikno, tentang Cepu Raya, yang sudah digulirkan sejak beberapa waktu lalu. Kini sudah mulai jadi bahasan dan akan segera diwujudkan.
“Konsep besar yang disampaikan Mensesneg saat berkunjung di PEM Akamigas beberapa waktu lalu adalah membentuk kawasan ekonomi khusus yang meliputi Blora, Bojonegoro, Ngawi dan Tuban, dengan segala potensi perekonomian kemasyarakatan yang akan dipusatkan di kota Cepu,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM), Prahoro Yulijanto Nurtjahyo saat acara Focus Group Discussion (FGD) di Ruang Simuk KESDM, Kamis (12/10/2023).
Prahoro mengatakan, sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan itu semua, pihaknya menginisiasi pertemuan yang dikemas dalam FGD dengan tema “Mewujudkan Cepu Raya sebagai Kota Vokasi Energi”.
“Ada empat hal perlu dilakukan bersama untuk membangun Cepu Raya ini. Yang pertama ialah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia,” paparnya.
Lebih lanjut Prahoro menyampaikan, pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tentu juga harus tetap memperhatikan keseimbangan alam. PEM Akamigas, kata Prahoro, sebagai perguruan tinggi vokasi ini berkewajiban menyiapkan tenaga kerja yang berkompeten dan berdaya saing di bidang energi.
“Tentunya bukan hanya energi fosil atau migas saja, tapi juga energi baru terbarukan dan konservasi energi. Program studi energi baru terbarukan dan konservasi energi ini lah yang saat ini diperlukan,” tandasnya.
Yang kedua, lanjut Prahoro, pengembangan infrastuktur dasar seperti, perbaikan jalan dan sanitasi, kecukupan air bersih, kecukupan energi, transportasi, hingga manajemen limbah.
“Kita semua tahu bahwa wilayah di Cepu Raya ini merupakan wilayah yang rawan banjir dan kekeringan. Sehingga insfrastruktur dasar ini juga menjadi prioritas. Kemudian Yang ketiga ialah meningkatkan daya saing produk-produk unggulan dengan terus berinovasi, tingkatkan kualitas hingga memenuhi kebutuhan dan standar konsumen,” tandasnya.
Yang keempat, kata Prahoro, mempromosikan potensi pariwisata yang ada di Cepu Raya dan yang kelima adalah menjaga kelestarian lingkungan hidup.
“Menjaga kelestarian hidup bisa dengan pengembangan lahan hijau yang sekaligus bisa dimanfaatkan untuk kewirausahaan ataupun kegiatan kemasyarakatan,” tuturnya.
Hal senada, disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Sekretariat Negara Bidang Transformasi Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia, Kementerian Sekretariat Negara, Widya Priyahita Pudjibudojo mengatakan bahwa, Presiden RI Joko Widodo berkeinginan di Indonesia ini ada pusat vokasi.
Namun, lanjut Widya, hingga saat ini masih belum ada yang benar-benar menjadi pusat vokasi. Setidaknya, sebelum beliau lengser sudah ada pusat vokasi yang secara legitimasi hukum itu terealisasi. Karena pusat vokasi ini mempunyai dampaik pengembangan ekonomi kepada masyarakat luas.
“Saya optimis, Cepu Raya ini menjadi project nasional yang lokasinya ada di Cepu. Ekspektasi saya, melalui pertemuan ini, kita dapat saling tahu terlebih dulu apa yang masing-masing kita ini rencanakan. Tentunya baik itu Pertamina, Perhutani, Pemkab Blora, PEM Akamigas ini telah mempunyai rencananya masing-masing. Yang belum kita belum cukup kuat adalah kita belum punya program bersama. Jadi mari kita rumuskan goal bersama untuk bersama pula kita jalankan,” pungkasnya.
Dalam FGD ini, masing-masing pemangku kepentingan mempresentasikan program dan rencana kerja serta kebutuhan yang diperlukan untuk mewujudkan Cepu Raya ini.
Seperti halnya PEM Akamigas yang oleh Direktur PEM Akamigas Erdila Indriani, disebutkan bahwa, saat ini PEM Akamigas merkeinginan mewujudkan program studi baru tentang Energi Baru Terbarukan.
“Saat ini student body kami adalah 1000an mahasiswa, namun kami ingin mencapai 5000 mahasiswa. Sehingga kami perlu untuk meningkatkan sarana prasarana untuk menuju 5000 mahasiswa ini. Termasuk juga pembentukan program studi EBT,” terang Erdila Indriani.
Sementara, Bupati Blora Arief Rohman mengatakan, selama ini, pihaknya juga telah aktif untuk muwujudkan Cepu Raya ini dengan mulai membenahi Cepu dengan perbaikan saluran pembuangan air. Karena Cepu ini termasuk wilayah yang mudah banjir.
“Beberapa perguruan tinggi juga sudah mengajukan ijin untuk membuka di Cepu Raya ini seperti Universitas Pertamina, ISI Solo, Poltekbang dan ada beberapa yang lainnya. FGD ini merupakan salah satu upaya untuk menjalin sinergitas para pemangku kepentingan dalam mewujudkan Cepu Raya,” ungkapnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala BPSDM ESDM, Staf Khusus Menteri Sekretariat Negara Bidang Transformasi Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia Kementerian Sekretariat Negara, Bupati Blora, Kepala Bappeda Bojonegoro, Sub Koordinator Perencanaan Infrastruktur Ditjen Migas, Kepala Divisi SDM SKK Migas, Kepala Divisi Perencanaan Perum Perhutani, Senior Manager Relation PT Pertamina EP Cepu, Kepala PPSDM Migas, Direktur PEM Akamigas, dan Analis Kebijakan Ahli Madya Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud.