
JATENG MEMANGGIL- Tradisi syawalan di Kaliwungu, Kabupaten Kendal masih menjadi primadona bagi para peziarah maupun wisatawan yang sedang ingin berlibur atau menghabiskan waktu libur panjang di hari lebaran.
Tradisi Syawalan ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi warga sekitar untuk merayakan kemenangan di Idul Fitri. Namun, dalam tradisi Syawalan ini ada yang menjadi ciri khas yakni ziarah ke makam leluhur yang menjadi budaya masyarakat di bulan syawal usai lebaran.
Tokoh agama Kaliwungu yang juga pengasuh Ponpes Apik, KH Sholahudin Humaidillah (Gus Solah) menyebutkan, Kaliwungu ada keterkaitan dengan kasunanan solo. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya makam kuno.
“Tradisi syawalan memang budaya di Pantura termasuk di Kaliwungu. Dan Syawalan Kaliwungu bukan sekadar Haul Kyai Asy’ari atau kyai guru saja, tetapi budaya ziarah warga ke makam leluhur,” kata Gus Solah, saat acara Syawalan festival Kaliwungu 1446 H, di Kaliwungu, Kamis (04/04/2025).
Sementara Wakil Bupati Kendal Benny Karnadi yang hadir membuka syawalan festival Kaliwungu 1446 H mengatakan, Syawalan Kaliwungu adalah ziarah ke makam.
“Branding religi di Kaliwungu sangat kuat, karena ada ziarah makam dan harus dipertahankan. Untuk itulah tradisi harus dijaga dan branding religi harus dijaga pula,” terangnya.
Dikatakan, Pemerintah Kabupaten Kendal sudah seharusnya mensupport kegiatan ini. Benny berpesan, jangan sampai tradisi-tradisi santri ini hilang, karena sekarang banyak hiburan dan miras di sekitar komplek makam.
Hal senada disampaikan juga oleh mantan anggota DPR RI asli Kaliwungu, H Mujib Rohmat, ia mengatakan tradisi syawalan ini bisa dijadikan even rutin tahunan pemerintah Kabupaten Kendal.
“Saya mendukung dan mendorong tradisi syawalan di Kaliwungu ini menjadi kalender tahunan yang ditetapkan pemerintah daerah sehingga terus terjaga,”ujarnya.
Sementara, ketua panitia Syawalan Fest Kaliwungu 1446 H, Badrul mengungkapkan syawalan ini merupakan tradisi turun temurun sebagai upaya pelestarian budaya dan tradisi di Kaliwungu.
“Tahun ini kita mengemas lebih menarik dan tertata, dikuti 85 pelaku UMKM lokal Kaliwungu dan Jawa Tengah. Syawalan festival ini berlangsung dari tanggal 3-16 April 2025, semoga ahun depan bisa lebih meriah,” ungkapnya.
Ditambahkan, selain UMKM, tentunya puncakdari kegiatan tradisi ini adalah Haul Kyai Asyari atau Kyai Guru juga ada pertunjungan hiburan di RTH Alun-Alun Kaliwungu.
“Sejumlah penampilan disiapkan untuk memeriahkan tradisi yang selalu dipadati warga dari berbagai wilayah ini, mulai dari anak-anak hingga hiburan musik,” pungkasnya.