Kolaborasi Orang Tua dan Guru, Bengkel Belajar yang Menghidupkan Sekolah

Reporter : Zamroni
Keterangan: Kepala SMP Muhammadiyah 4 Sukorejo, Dyah Rohmiatun (tengah) bersama siswanya usai melaksanakan kegiatan ajar mengajar, di SMP Muhammadiyah 04, Sukorejo, Selasa 25/11/2025. (Ist/Jateng Memanggil)

JATENG MEMANGGIL- Peringatan HUT PGRI ke-80 dan Hari Guru Nasional di SMP Muhammadiyah 4 Sukorejo tahun ini tampil berbeda dan lebih hidup.

Bukan sekadar seremoni, sekolah menghadirkan ruang belajar baru yang menghadirkan nuansa kehangatan dan kolaborasi lintas generasi melalui program “Orang Tua Mengajar”, sebuah kegiatan yang seolah mengubah sekolah menjadi bengkel ilmu dari berbagai profesi.

Baca juga: Bupati Tika Bersama PCNU dan Muhammadiyah Kendal Kompak Serukan Damai, Ajak Masyarakat Tak Terprovokasi

Kepala SMP Muhammadiyah 4 Sukorejo, Dyah Rohmiatun menyebut kegiatan ini sebagai momentum penting untuk merekatkan peran tiga pilar pendidikan: guru, siswa, dan orang tua.


“Pendidikan tidak bisa berdiri sendiri. Di momen bersejarah ini, kami ingin menunjukkan bahwa orang tua adalah guru pertama dan utama. Program ini bukan sekadar mengisi jam pelajaran, tetapi upaya membangun ekosistem belajar yang lebih humanis, hangat, dan bermakna,” katanya.

Dyah menambahkan bahwa tema HUT PGRI ke-80, “Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila melalui Keterlibatan Komunitas,” sangat relevan dengan langkah sekolah menggandeng orang tua. Pengalaman dan profesi para wali murid dinilai sebagai “buku hidup” yang bisa memperkaya wawasan siswa.

11 Orang Tua Hadir sebagai “Guru Sehari”

Yang membuat suasana sekolah berbeda adalah kehadiran 11 wali murid yang datang bukan sebagai tamu, tetapi sebagai pengajar tamu dari beragam profesi, mulai dari tenaga kesehatan, petani, teknisi mesin, teknisi elektronika, pedagang, hingga perangkat desa. Mereka membawa ilmu praktis dan cerita pengalaman kerja yang sehari-hari jarang ditemui di ruang kelas.

Salah satu yang mencuri perhatian adalah Bapak Nasir, wali murid kelas VIII A, yang mengajar materi kelistrikan dasar. Ia membahas komponen listrik, fungsi alat, hingga prinsip kerja rangkaian sederhana.

“Banyak kecelakaan terjadi karena kita tidak memahami hal-hal dasar listrik. Hari ini saya ingin anak-anak tahu cara aman menggunakan alat listrik,” ungkapnya sambil memperagakan cara menggunakan multimeter," paparnya.

Antusiasme siswa terlihat saat mereka berebut mencoba alat ukur tersebut dan bertanya tentang prospek karier bidang teknik.

Baca juga: Program Tahfidz Menjadi Program Unggulan MBS SMA Muhammadiyah 1 Weleri

Di kelas lain, Bapak Sudiono, perangkat desa yang aktif mengelola lingkungan, mengajak siswa merenungkan dampak sampah terhadap ekosistem. Ia membahas pola pengelolaan yang dapat dimulai sejak di sekolah. Cara penyampaiannya yang komunikatif membuat siswa semakin semangat mengikuti materi.

Siswa Mendapat “Jendela Baru” ke Dunia Nyata

Pengalaman belajar dari praktisi ini memberikan warna baru bagi siswa. A. Muhammad Kaukaba, siswa kelas VIII A, menyebut kegiatan ini benar-benar membuka perspektif baru.

“Biasanya belajar dari buku, tapi hari ini kami belajar dari orang yang benar-benar bekerja di bidangnya. Rasanya lebih nyata dan menginspirasi,” ujarnya dengan mata berbinar.

Guru Terbantu Menghadirkan Pembelajaran Kontekstual

Para guru pun merasakan efek positif kegiatan tersebut. Akbar Ginajar, guru Pendidikan Agama Islam, mengatakan bahwa kehadiran orang tua membantu menjembatani materi sekolah dengan kenyataan di lapangan.

“Guru mengajarkan konsep dasar, tetapi para orang tua menghadirkan pengalaman nyata. Ini pembelajaran kontekstual yang membuat pelajaran lebih hidup,” terangnya.

Bukan Hanya Peringatan, Tapi Gerakan Kolaborasi

Melalui kegiatan ini, SMP Muhammadiyah 4 Sukorejo menegaskan bahwa Hari Guru Nasional bukan hanya perayaan simbolis, tetapi momentum memperkuat kemitraan sekolah dan keluarga. Orang tua sebagai pendidik utama di rumah dipandang memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa.

Program “Orang Tua Mengajar” pun diharapkan menjadi tradisi baru: sebuah perayaan ilmu yang dibangun dari kebersamaan dan kepedulian. Di tengah transformasi pendidikan, sekolah ini menunjukkan bahwa kolaborasi komunitas dapat menjadi energi besar dalam mencetak generasi unggul.

Editor : Zamroni

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru