Kendal Menduduki Nomor 8 Terendah Angka Stunting di Tingkat Jateng

Advertisement

JATENG MEMANGGIL- Angka stunting di Kabupaten Kendal, Jawa Tangah, terus menurun sejak tahun 2021- 2023. Bahkan, angka stunting di Kendal saat ini menduduki angka terendah kedelapan di tingkat Jateng.

Hal itu disampaikan oleh Bupati Kendal, Dico M Ganinduto, saat acara peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke- 30 tahun 2023, dengan mengusung tema “Menuju Keluarga Bebas Stunting, Untuk Indonesia Maju”, tingkat Provinsi Jateng, yang dipusatkan di Kabupaten Kendal, Kamis (13/07/2023).

Dalam kesempatan itu, Dico menyampaikan, angka stunting di Kendal di tahun 2019 mencapai 27,6 persen (Riskesdas 2019).

“Pada awal tahun saya dilantik, di tahun 2021, angka stunting di Kendal cukup tinggi dan di tahun 2022 pemerintah daerah mulai melakukan intervensi, sehingga angka stunting turun dari 14 persen menjadi 11,4 persen dan tahun 2023 per bulan Februari turun kembali menjadi 10,9 persen,” paparnya

Baca Juga:   Gencarkan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif, Bawaslu Kendal Gelar Festival Band Pelajar 2024

Dico kembali menegaskan, di awal tahun 202, dirinya mendapati angka stunting di Kendal cukup tinggi. Namun, Pemkab Kendal mampu menekan angka tersebut. Dari tahun ke tahun, Pemda Kendal terus berupaya melakukan intervensi guna menurunkan angka stunting.

“Dengan upaya yang kita lakkukan di tahun 2023 per Februari turun cukup jauh di angka 10,9 persen atau lebih rendah dari yang ditetapkan Nasional,” tandasnya.

Dico menjelaskan, sampai saat ini, angka stunting di Kendal masuk dalam nomor urut ke 8 terendah di tingkat Jawa Tengah. Upaya- upaya yang telah dilakukannya, akan terus didorong.

Baca Juga:   Peringati Haornas Tahun 2024, Pemkab Kendal Gelar Upacara dan Ajak Masyarakat Senam Bersama

“Karena kasus Stunting menjadi prioritas guna memperbaiki kualitas SDM, kita akan terus berupaya menekan angka stunting,” tuturnya.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo menyampaikan, jika BKKBN mengedepankan esensi ‘keluarga bebas stunting’ sebagai substansi tema dalam peringatan Harganas tahun ini, dengan maksud dapat dimanfaatkan sebagai pintu masuk untuk mendekatkan Hari Keluarga Nasional dengan keluarga Indonesia.

“Isu stunting sangat dekat dengan masa depan keluarga dan harus dapat disampaikan dengan cara yang lebih tepat, lebih menyentuh dan lebih memahami sudut pandang khalayak,” jelasnya.

Baca Juga:   Gencarkan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif, Bawaslu Kendal Gelar Festival Band Pelajar 2024

Hasto mengatakan, Hal itu dilakukan agar masyarakat menyadari bahwa pentingnya merencanakan keluarga, melaksanakan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) bagi pasangan usia subur, dan mengatur jarak kelahiran antara anak yang satu dengan anak berikutnya.

“Dengan demikian, mimpi Indonesia 100 tahun mendatang (tahun 2045) menjadi negara yang memiliki Generasi Emas bisa terwujud,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *