JATENG MEMANGGIL- Pengasuh Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Magelang, Muhammad Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf mengajak masyarakat Galih untuk bisa berbuat birul walidain kepada orang tua dan perbanyak sedekah.

"Berbuat baiklah pada orang tua, karena Ridholallahu Fi Ridhol Walidain (red- Ridha Allah tergantung pada ridha kedua orang tua) Jika orang tua ridha, maka besar kemungkinan Allah pun akan ridha. Sebaliknya, jika orang tua murka, maka murka Allah pun bisa mengikuti," kata Gus Yusuf, saat mengisi mauidhoh hasanah dalam acara haul Almarhum wal magfurlah Kiai Ahmad Ta'ib ke-38, di pondok pesantren Al Amin, Galih, Gemuh, Rabu (21/05/2025)

Kiai muda asal Tegalrejo Magelang ini juga menyampaikan, sebanyak apapun amal ibadah seseorang, jika masih terus menyakiti hati orang tua, maka amal ibadahnya itu tidak ada gunanya.

"Jadi gaweo bebungah marang wong tuo (red- berbuat baiklah pada orang tua) baik itu orang tua kandung maupun guru- guru kita semua. Semoga denga kita menghadiri acara- acara haul seperti ini juga termasuk birul walidain dengan guru- guru kita," paparnya.

Gus Yusuf yang juga menjabat Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (DPW PKB Jawa Tengah) menegaskan bahwa peringatan haul sepepuh ulama terdahulu seperti ini menurut Gus Yusuf menjadi hal penting dalam mencari keridhoan sang pencipta.

"Jika ada ulama atau waliyullah meninggal, hakekatnya tidak meninggal melainkan hanya pindah alam saja. Saya yakin Kiai Ahmad To'ib mengetahui atau tau siapa- siapa saja yang hadir dalam perigatan haul ini," tandasnya.

Gus Yusuf meyakini jika kiai Ta'ib semasa hidupnya dihabiskan untuk mengajar ilmu agama di pesantren. karena kiai To'ib telah mewariskan perjuangannya kepada anak dan cucunya berupa pesantren. Ini karmanya kiai To'ib," paparnya.

Jadi, lanjut Gus Yusuf, jika dzuriahnya kiai To'ib ingin birul walidain maka harus mau meneruskan perjuangan kiai To'ib dalam menyebarkan ilmu agama di pesantren.

"Semoga kita mendapatkan barokah dari acara haul ini. Jika kita sulit mendapatkan barokah dari amaliyah kita sendiri, maka kita harus melalui orang- orang yang punya kedekatan dengan sang pencipta agar kita dimintakan ridhonya," terangnya.

Dalam kesempatan itu, Gus Yusuf selain menjelaskan terkait birul walidain, ia juga menjelaskan terkait do'a dan amaliyah sedekah beserta berkahnya sedekah.

"Jadi, agar do'a kita bisa cepat dikabulkan maka kita harus bisa mengimbangi dengan amaliyah sedekah. Do'a dengan sedekah itu ibarat mesin dengan oli, mesinnya itu do'a sedangkan olinya sedekah. Jika mesin tanpa oli maka tidak bisa jalan. Alhasil, iktiyar doa tanpa dibarengi dengan amaliyah sedekah maka hajad seseorang sulit terkabul dan sebaliknya," ujarnya.

Sementara, salah satu dzuriah Kiai Ahmad Ta'ib, Kiai Ali Hamdan menceritakan rekam jejak ayahandanya dalam menyebarkan ilmu agama di dunia pesantren.

"Di masa abah (red- Kiai Ahmad Ta'ib) masih hidup, kala itu saya masih di usia dini, saya menyaksikannya sendiri bahwa abah saya waktunya dibahiskan untuk mengajar santri hingga sampai akhir hayatnya," ungkap Kiai Ali.

Lebih lanjut Kiai Ali menceritakan bahwa waktu keseharian Kiai Taiib dihabiskan untuk mengajar dan beribadah.

"Paruh waktu beliau (red- Kiai Ahmad Ta'ib) itu dihabiskan untuk mengajar, dari mulai waktu fajar hingga siang, berselang, hinga sore sampai malam, waktu beliau dihabiskan untuk mengajar santri," tuturnya.

Kiai Ali menjelaskan, pondok pesantren Al Amin didirikan pada tahun 1956.

"Meskipun pondok pesantren Al Amin ini terbilang kecil, Alhamdulillah masih tetap bisa eksis dan berjalan dengan baik," paparya.

Kiai Ali mengatakan, jika ayahandanya itu mempunyai sifat wirai, tawaduk, pemurah dan penyabar.

"Saya masih ingat, bapak saya itu punya kelembutan hati (red- bukan pemarah) hingga saat masyatakat berpapasan dengan beliau (red- kiai Ahmad Ta'ib) mereka malu, karena pasti yang menyapa duluan ayah saya," paparnya.

Kiai Ali menyampaikan ucapan terimakasih kepada masyarakat yang sudah hadir dan yang ikut mensukseskan acara haul kiai Ahmad Ta'ib ke-38.

"Kami minta maaf jika masih banyak kekurangan dalam menyelenggarakan haul ini. Terimakasih kepada masyarakat yang sudah berkontribusi ikut mensukseskan acara ini demgan memberkan tenaga dan pikiranya," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Galih, Muzhilin menyampaikan bahwa pihak Pemdes Galih berkomitmen akan salalu mendukung segala bentuk kegiatan yang sifatnya relegius.

"Selama ini kita juga mensuport dan mendukung semua bentuk kegiatan di pesantrem- pesantren yang ada di Galih, Termasuk acara haul ini kita dukung penuh," tandasnya.

Muzhilin yang juga salah satu santri kiai Ta'ib menyatakan bahwa, beliau almarhum (red- kiai Ahmad Ta'ib) merupakan salah satu tokoh masyarakat dan agama.

"Sudah banyak jasa- jasa beliau terhadap Desa Galih, termasuk sudah berhasil mencetak generasi penerus yang saat ini menjadi kiai atau rokoh agama di wllayahnya masing- masing," paparnya.

Atas jasa kiai Ta'ib, lanjut Zilin sapaan akrabnya, dasar- dasar pondasi islam di Desa Galih semakin kokoh.

"Tidak hanya di Desa Galih, Beliau juga berhasil mencetak para ulama dan kiai di luar wilayah Galih. Berkat jasa beliaunya juga, Desa Galih bisa menjadi desa yang lebih religius," ujarnya.

Zilin menegaskan, pihaknya akan terus mendukung dan mensuport segala kegiatan di pesantren- pesantren yanh ada di Desa Galih.

"Atas segala ilmu dan amalnya semoga menjadi amal jariyah yang di Terima Allah SWT," pungkasnya.