Advertisement

Lahan Sempit, RSUD Blora Dituntut Kelola Parkir Profesional

Advertisement

JATENG MEMANGGIL – Manajemen RSUD dr R Soetijono Blora, Jawa Tengah, kini dituntut mengelola parkir secara profesional. Problemnya, lahan parkir di rumah sakit pelat merah tersebut tanahnya sempit. Padahal, sebagai perbandingan, jika lahan parkir dikelola secara profesional tentu penghasilannya lumayan besar. Taksirannya mendekati Rp 1 miliar pertahun.

Atas realitas itulah, pihak RSUD Blora tengah mengembangkan dan mendayagunakan lahan parkir di sekitar rumah sakit setempat. Salah satu lokasi lahan yang akan dikelola yaitu tanah di areal eks Poltekkes Semarang yang ada di Blora. Lahan yang nantinya juga dihibahkan untuk pembangunan Sentral Pavilion itu, sebagian akan dimanfaatkan untuk lahan parkir.

Direktur RSUD Blora dr Puji Basuki membenarkan, soal pengelolaan lahan parkir yang profesional. Alasannya setelah ada banyak masukan dari Dinas Perhubungan dan Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Blora.

Baca Juga:   KPU Kendal Rekap Hasil Penghitungan Suara Pilkada 2024

“Setelah ada banyak masukan ternyata pemasukan lahan parkir cukup besar. Dan tentu ini akan menjadi salah satu pemasukan keuangan rumah sakit,” ujarnya pada wartawan, Jumat (24/02/2023).

Dokter Puji menyebutkan, pihaknya kerap mendapat komplain dari masyarakat soal parkir yang sempit. Sementara jumlah pengunjung tiap hari terus meningkat. Sehingga, dampaknya parkir yang ada lokasi rumah sakit sering tidak tertampung dan mengalihkan di luar pagar.

Padahal, lanjutnya, lahan parkir di rumah sakit itu penggunaannya harus dibagi dua. Yaitu untuk pengunjung dan karyawan rumah sakit sendiri yang jumlahnya cukup banyak. Akibatnya, orang pilih parkir di luar karena lahan tidak cukup.

Baca Juga:   Lestarikan Tradisi Intelektual Pesantren Salaf, JPPPM Gelar Bahtsul Masail

“Ya, tentu kami minta maaf, untuk sementara waktu. Kita berupaya mengelola parkir lebih profesional,” tandasnya.

Mengurangi Kebocoran Pendapatan Parkir

Untuk ke depan, pihak RSUD Blora telah menyiapkan lahan parkir yang relatif luas. Yaitu menempati lahan di eks Poltekkes Semarang di Blora yang telah dihibahkan RSUD Blora untuk Sentral Pavilion.

Di lahan tersebut, akan ditata lahan parkir dengan manajemen profesional. Misalnya dengan dilengkapi kamrea CCTV dan model karcis yang diganti dengan kartu atau sistem tombol.

Selain itu, parkir di RSUD Blora akan dikelola oleh internal rumah sakit dengan sistem Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Pengelolaan ini dipandang efektif menambah pendapatan lain-lain yang sah. Sehingga, memungkinkan untuk mengembangkan teknologi parkir.

Baca Juga:   Lestarikan Tradisi Intelektual Pesantren Salaf, JPPPM Gelar Bahtsul Masail

“Ke depan telah kita gagas dan kita kembangkan,” tegas dr Puji.

Dikatakan, bahwa penyumbang parkir dan sewa lahan di Blora dan lingkungan RSUD Blora itu penghasilannya mendekati Rp 1 miliar pertahun.

“Itu angka lumayan besar untuk pendapatan lain-lain yang sah,” imbuhnya.

Untuk menghindari kasus kebocoran dari pendapatan parkir, pengelola melakukan audit. Misalnya dengan mengaktifkan penyetoran model penghitungan real time. Artinya akan ada penyerotan pada saat shift kerja berakhir. Selanjutnya akan ada penyetoran dan pencocokan perolehan parkir pada saat itu juga dan tidak sampai menginap.

“Itu untuk menghindari losses atau upaya mengantisipasi penyusutan,” tandas dr Puji.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *