Advertisement

Peringati Hari Kebangkitan Nasional ke 116 dan Kearsipan Nasional ke 53, Basuki Ceritakan Organisasi Boedi Oetomo

Advertisement

JATENG MEMANGGIL- Tema “Kearsipan yang Berkelanjutan untuk Masa Depan yang Terbaik” di Hari Kebangkitan Nasional ke 116 dan Hari Kearsipan Nasional ke 53, mencakup tiga pilar program prioritas nasional diantaranya yaitu, Tertib Arsip, Transformasi Digital Kearsipan dan

Memori Kolektif Bangsa.

Hal itu disampaikan oleh Bupati Kendal, Dico M Ganinduto, melalui Wakil Bupati Kendal, Windo Suko Basuki, saat upara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke 116 dan Hari Kearsipan Nasional ke 53, di Alun- alun Kendal, Sabtu (18/05/2024).

Wabup Kendal, Windu Suko Basuki mengatakan, tema tersebut, juga mendukung proses adaptasi pengawasan kearsipan dengan munculnya instrumen baru yakni, Audit Pengelolaan Arsip Elektronik, guna mendukung Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik, Reformasi Birokrasi Berdampak dan Reformasi Birokrasi Tematik dalam bidang digitalisasi pemerintahan dan mendukung akuntabilitas dalam tata kelola pemerintahan.

Baca Juga:   Lestarikan Tradisi Intelektual Pesantren Salaf, JPPPM Gelar Bahtsul Masail

“Pada tahun 2024, terdapat dua momentum penting yaitu, Pemilu dan perpindahan ibu kota ke Ibu Kota Nusantara, dimana perpindahan itu akan mendorong program-program bidang kearsipan yang harus berkelanjutan. Selamat hari kebangkitan nasional ke-116 dan hari kearsipan nasional ke-53 kepada seluruh jajaran aparatur pemerintahan di kabupaten kendal,” tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Basuki juga membacakan sambutan dari Kementrian Komunikasi dan Informatika RI, Budi Arie Setiadi, menyampaikan bahwa, hari ini masyarakat dihadapkan pada suatu realitas kemajuan teknologi yang melesat cepat.

Baca Juga:   KPU Kendal Rekap Hasil Penghitungan Suara Pilkada 2024

“Hari-hari ini hingga dua dekade ke depan merupakan momen krusial yang akan sangat menentukan langkah kita dalam menggengam dunia. Cita-cita besar tersebut membuat kita rujuk kepada gagasan awal membentuk Indonesia,” katanya.

Basuki melanjutkan, sejarah telah membentuk kebangsaan sebagai sumber keteladanan, semangat kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

“Lebih dari seabad lalu, pada 20 Mei 1908, lahir organisasi Boedi Oetomo, yang di masa itu telah menumbuhkan bibit cita-cita mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Bermula dari sejumlah dokter dan calon dokter di Batavia yang berkumpul mendirikan suatu organisasi modern,” paparnya.

Baca Juga:   Lestarikan Tradisi Intelektual Pesantren Salaf, JPPPM Gelar Bahtsul Masail

Lebih lanjut Basuki mengatakan, banyak orang- orang menaruh harapan pada organisasi ini dan menganggapnya sebagai motor penggerak gerakan kemerdekaan di tanah Hindia Belanda.

“Apa yang telah dirintis Boedi Oetomo dilanjutkan oleh banyak organisasi lain yang muncul setelahnya. Nasionalisme Jawa khas Boedi Oetomo diperluas menjadi nasionalisme keseluruhan orang-orang di Hindia Belanda,” ujarnya.

Basuki menambahkan, pendidikan pada priyayi Jawa diperluas menjadi pendidikan untuk seluruh rakyat Bumiputera.

“Perjuangan memajukan kebudayaan Jawa diperluas menjadi perjuangan politik mengusir penjajahan Belanda. Perluasan dari cita-cita yang telah ditumbuhkan oleh Boedi Oetomo mencapai titik puncaknya pada proklamasi kemerdekaan,” terangnya.

55 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *