JATENG MEMANGGIL- Puluhan tahun, penanganan sampah di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, tak kunjung selesai. Bahkan, Pemkab Kendal sudah menyatakan Kendal darurat sampah.
Namun, saat ini kabar gembira sudah menanti didepan mata dan warga Kendal kini tidak perlu lagi kawatir dengan problem sampah.
Pasalnya, Pemkab Kendal akan melakukan trobosan besar dengan melakukan kerjasama dengan PT Semen Gresik dalam pengolahan sampah dengan sistem Refuse Derived Fuel (RDF). Artinya, persoalan sampah di Kendal sudah mulai terurai.
Saat ini, Pemkab Kendal sudah teken MoU dengan Semen Gresik dalam penanganan dan pengolahan sampah dengan sistem RDF.
"Alhamdulillah, hari ini Pemkab Kendal melakukan MoU dengan PT Semen Gresik dan kita targetkan tahun ini sudah mulai operasional, kata Wakil Bupati Kendal, Benny Karnadi, usai acara penandatanganan MoU Pemkab Kendal dengan Semen Gresik, di Paringgitan Pemkab Kendal, Kamis (17/04/25).
Benny menjelaskan, produksi sampah di Kabupaten Kendal di tahun 2024 mencapai 159.584,72 ton/tahun atau 436 ton/hari. Sedangkan yang sudah tertangani masuk TPA Darupono tahun 2024 mencapai 70.010,65 ton/tahun atau 191,285 ton/hari. Semua akan diolah menjadi RDF.
Dengan kerja sama ini, diharapkan Kendal bisa bebas dari sampah dan menjadi kota yang bersih sehat, harapan Wabup Benny, saat membacakan sambutan Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari.
Menurut Benny, MoU dengan PT Semen Gresik akan menjadi dasar kerja sama dengan sejumlah perusahaan swasta yang sudah menyatakan siap mengolah sampah menjadi RDF.
"Tahapan sudah mulai kita lakukan dan kami berharap di tahun ini sudah bisa beroprasi. Untuk tempat nya nanti akan di tempatkan di TPA Darupono. Sedangkan rencana anggaran dalam pembuatan pabrik pengolahan sampah dengan sistem RDF ini kisaranya sekitar 10-40 miliar," tandasnya.
Sementara, Dirut Semen Gresik, M Supriyadi mengatakan kerjasama ini sangat positif dan menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Menurut Supriyadi, selama ini bahan bakar produksi Semen Gresik menggunakan Batu Bara dan listrik. Dijelaskan, Batu Bara merupakan bahan dari fosil yang cepat habis sehingga dibutuhkan bahan energi terbarukan seperti RDF yang dibuat dari sampah.
"Kami siap menerima 200 ton RDF setiap hari. Dengan berjalannya kerjasama ini maka kita sama-sama menjaga bumi untuk tetap lestari," ujarnya.
Dikatakan, sebenarnya pihaknya sudah melakukan MoU dengan beberapa kabupaten kota di jateng. Namun, sampai hari ini belum ada yang berjalan karena berbagai kendala.
"Kita harapkan MoU dengan Pemkab Kendal ini bisa segera berjalan, karena kita sudah siapkan menampung RDF dari Kendal, paparnya.
Sementara itu, Bupati Kendal Hj Dyah Kartika Permanasarimengatakan, salah satu problem yang dihadapi Kendal saat ini memang sampah.
Pemkab Kendal sendiri belum lama ini mengeluarkan program Bersatu Siaga (Bersih Desa Tampung Aspirasi Warga). Program ini akan dilaksanakan setiap Jumat, di mana bupati dan stakeholder akan turun langsung ke desa-desa mengajak masyarakat untuk bergotong royong kerja bakti membersihkan desa sekaligus melakukan serap aspirasi kepada masyarakat.
Semoga dengan MoU antara Pemkab Kendal dengan PT Semen Gresik mampu menyelesaikan permasalahan sampah di Kabupaten Kendal nantinya, pungkasnya.