JATENG MEMANGGIL – Pengurus Rabithah Ma’ahid Islamiyyah Wilayah Nahdlatul Ulama (RMI PWNU) Jawa Tengah bidang Keputrian mengadakan halal bihalal dengan pengasuh pondok pesantren putri se-Jawa Tengah, di Balai Sasana Widya Praja (SWP) Badan Diklat Provinsi Jateng, Banyumanik, Semarang, Senin (29/5/2023).
Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua PWNU Jateng KH M. Muzammil, Rois Syuriyah PWNU Jateng KH Ubaidullah Shodaqoh, Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, kasepuhan Ibu Nyai ada Ibu Nyai Hj. Hajar, Ibu Nyai Hj. Izzah dan Ibu Nyai Hj. Maria Ulfa.
Dalam kesempatan ini, Ketua RMI PWNU Jateng KH Nur Machin Chudlori menyampaikan ucapan halal bihalal untuk semua peserta yang hadir. Walaupun Syawal sudah telat tidak apa-apa baru habis beberapa hari.
“Silaturahim antar Bu Nyai ini penting dijalin. Akan ada banyak hal yang bisa dibicarakan nanti. Apalagi nanti akan ada pembahasan tentang pesantren ramah anak,” ujar Gus Machin (sapaan akrab)
Ia juga meminta dalam acara ini dibahas dalam lingkungan pesantren yang kini mulai sedikit anak-anak yang tidak mengaji. Maka perlu perhatian di masing-masing daerah untuk dikerjakan.
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen merasa bersyukur dengan kegiatan yang dilakukan ibu-ibu nyai ini. Permasalahan sekarang ini ada kekerasan anak, perundungan hingga pemerkosaan. Tentu ibu nyai harus punya strategi untuk menghadapi perkembangan nyata ini.
“Kami dalam hal ini pemerintah provinsi dibantu para nawaning (sebutan untuk para putri kyai) mendorong pesantren ikut andil ramah anak dan perempuan”, terang Gus Yasin.
Ia juga berharap, RMI ke depan lebih hebat dan bermanfaat lebih banyak. Pihaknya pun mengaku siap jika dibutuhkan untuk membantu.
Sementara itu, Rois Syuriah PWNU Jateng KH Ubaidillah Shodaqoh berpesan bahwa kyai atau pengasuh pesantren memang tak bisa hidup sendiri. Butuh dukungan dari Ibu Nyai dalam mengelola pesantren dengan baik.
Dalam halaqah yang digelar, Ning Nawal Nur Arafah membeberkan terkait nilai-nilai yang harus ditanamkan pesantren ramah anak. Terdapat mahabbah berupa cinta dan kasih sayang yang diberikan baik dari pengasuh hingga pengurus. Nilai kedua, mujahadah diartikan dengan rajin, ulet dan kerja keras. Ketiga, amanah bisa diterjemahkan dengan tanggung jawab, jujur dan dapat dipercaya. Keempat, nilai ta’awun dapat diartikan tolong menolong dan saling peduli. Terakhir, tawadhu’ diartikan dengan rendah hati dan sederhana.
Hadir sebagai narasumber halaqah Nyai Hj. Arikhah, Nyai Umdatul Baroroh dan Nyai Hj. Nurul Tutik Nurul Jannah.
Selain nilai-nilai yang harus dikembangkan struktur kepengasuhan memperhatikan tumbuh kembang anak. Dalam hal kurikulum tidak ada kekerasan pada anak saat pembelajaran. Serta sarana dan prasarana yang menunjang untuk kebutuhan anak.
Ketua panitia kegiatan ini, Nyai Hj. Royannach Ahal berharap dari kegiatan ini akan ada modul Pesantren Ramah Anak agar bisa dijadikan pedoman bagi pesantren se-Jawa Tengah.