Buah Istiqomah, Nur Ahadi Mampu Raup Omset Jutaan Rupiah dari Hasil Ternak Burung Merpati

Advertisement

JATENG MEMANGGIL– Jadikan hobi sebagai sumber pendapatan, menjadi pernyataan yang tepat untuk mendefinisikan seorang pria muda asal Desa Sudipayung, Kecamatan Ngampel, Kabupaten Kendal, Nur Ahadi (40).

Pria kelahiran Sudipayung Kendal itu bisa meraup omzet jutaan rupiah dari bisnis ternak burung merpati.

Gus Nur, sapaan akrabnya menceritakan, usahanya dimulai dari kegemaran bermain burung merpati, di mana pada akhirnya ia memutuskan untuk mulai aktif berbisnis burung merpati dengan sistem peternakan by order pada 17 Ramadan 1444 hijriyah.

“pada tahun 2022 lebih tepatnya di pertengahan bulan puasa, saya memulai ternak burung merpati dari berbagai jenis burung merpati” kata Gus Nur, saat ditemui di kediamannya, Minggu (5//11/2023).

Awalnya, lanjut Gus Nur sambil bermain merpati menceritakan kisahnya, dirinya mulai menernakkan burung merpatinya itu di belakang halaman rumahnya, dengan kondisi tempat atau kandang burung merpati yang cukup sederhana dan seadanya.

Namun, karena keuletan dan ketekunannya dalam peternakan burung merpati itu, hingga menghasilkan banyak bibit burung merpati yang banyak dan digemari oleh para pecinta burung merpati.

Hasil ternakan merpati Gus Nur, terlihat berkualitas bagus dan terlihat indah. Bibit hasil ternakannya itu terlihat senantiasa aktif bergerak di dalam kandang maupun luar kandang.

“Peternakan burung merpati ini saya kerjakan sendiri. Berjalannya waktu, tak sedikit orang- orang khususnya para pecinta burung merpati yang tertarik hingga menginginkan hasil ternakan burung merpati saya. Saat ini jumlah ternakan burung merpati saya yang super atau khusus itu ada sekitar 11 pasang merpati. Rata- rata burung yang saya ternak ini sudah sering meraih juara dalam event lomba merpati kolong di berbagai daerah,” katanya.

Keterangan: Peternak burung merpati, Nur Ahadi, Minggu 05/11/2023 petang. (Roni/Jateng Memanggil)

Dalam perjalanan bisnisnya, Gus Nur kerap mengikuti event lomba burung merpati kolong,  sampai bergabung diberbagai komumitas burung yang ada di wilayahnya itu, sehingga kinu bisnisnya itu semakin dikenal masyarakat.

“Rata- rata, harga burung yang saya ternak itu sepasang sekitar Rp2-3 jutaan. Adapun nama- nama atau jenis burung merpati yang saya ternak itu diantaranya ada burung merpati Anugrah, Banteng, Gudang Garem, Anak Jalanan dan Mayoret,” ungkapnya.

Dibalik bisnis yang ia geluti saat ini, kata Gus Nur, ada pesan yang tersirat dibalik bisnisnya tersebut. Gus Nur mengaku, selain untuk mencari keuntungan, ada hal lain yang tak kalah penting dari itu semua yaitu, untuk melatih istiqah dan mencari wadifah.

“Karena dengan memelihara atau berternak burung merpati ini kita dapat mengambil pelajaran dari keistiqomahan kita dalam memelihara suatu benda yang hidup atau bernyawa,” ujarnya.

Beda, tegas Nur, dengan berbisnis barang atau benda yang tak bernyawa yang tidak perlu memperhatikan hak- hak sesama mahluk hidup.

“Maka dalam memelihara benda hidup atau bernyawa itu perlu kehati- hatian dan ketelitian. Salah sedikit dalam mengelola atau telat memberi makan, maka kita termasuk orang yang dzolim pada sesama makhluk ciptaanya. Dari situ kita bisa mengambil hikmah dan keberkahan dalam memelihara benda hidup atau bernyawa,” tuturnya.

Gus Nur mengaku, hasil bisnis ternak bukan tujuan utamanya, namun, yang menjafi tujuan utmanya yaitu keistiqomahan dan keberkahan.

“Motivasi saya bukan hanya sekedar karena hobi, namun saya lebih terdorong dalam menuju istiqomah. Adapun bisnis ini bisa berkembang dan keuntungan yang lebih, semata- mata itu fadol dari Allah SWT,” pungkasnya.

Ada suatu maqolah yang mengatakan demikian, terang Gus Nur, belajarlah kamu walau hanya dengan hewan.

“Kita memberi makan kepada siapapun, meskipun itu hewan, kita tetap mendapatkan pahala. Ketika kita memberikan makan kepada ternak peliharaan kita, yakinlah hewan iu pasti mendoakan yang memelihara, memohonkan ampunan dan barokah rizqi baginya,” tandasnya.

Yang paling terpenting, pesan Gus Nur, jadikan dan pahami buahnya istiqomah dan wadifah dari hasil berbisnis ternak terutama ternak burung merpati.

“Soal hasil atau hasil ternak kita terjual murah, itu tak jadi masalah bagiku. Seandainya laku mahal itu adalah fadhol dari Allah SWT. Dengan berbisnis ternak merpati ini juga bisa menambahkan dan mempererat jalinan silaturrahmi antar sesama dan bisa menambah saudara,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *