Penjelasan Dokter Puji Basuki tentang Cara Mengatasi Kelangkaan Bank Darah RSUD Blora

Advertisement

JATENG MEMANGGIL – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R Soetijono Blora, Jawa Tengah, punya Unit Tranfusi Daerah (UTD). Unit ini tentu saja punya peran penting, setidaknya ketika ada tindakan operasi pasien dan sejenisnya yang butuh darah.

Menurut Direktur RSUD Blora dr Puji Basuki, soal urusan darah, tiap-tiap rumah sakit punya unit di dalamnya. Dalam istilah rumah sakit, disebut Bank Darah yang bekerja di bawah UTD dan bekerjasama dengan PMI Cabang Blora.

“Kita sudah ada Bank Darah di rumah sakit dan penting perannya,” ujar dr Puji, panggilannya pada wartawan, Jumat (31/03/2023).

Bank Darah, menurut dr Puji, bergerak jika ada tindakan dari unit-unit di dalam rumah sakit yaitu tim medis. Intinya, ada pasien yang butuh darah karena sesuatu. Misalnya, operasi orang melahirkan dan tindakan medis lain yang intinya harus ada tindakan untuk tambahan darah ke pasien.

Jadi, lanjutnya, karena sifatnya darurat dan tidak terjadwal, maka kebutuhan darah di rumah sakit itu harus tersedia. Bank Darah di UTD RSUD Blora harus standby 24 jam.

“Ya itu karena sifatnya temporer dan sewaktu-waktu ada permintaan darah,” papar dr Puji.

Mengatasi Kebutuhan dan Kelangkaan Darah Golongan AB

Soal kadang adanya keluhan akan kekurangan dan kelangkaan daerah, pihak RSUD Blora menyatakan, sampai saat ini, masih bisa mengatasi. Pasalnya UTD di rumah sakit, juga punya jaringan untuk kebutuhan stok darah.

Misalnya UTD RSUD Blora yang punya kerjasama dengan PMI Blora, juga jaringan di luar kota. Misalnya, jika ada kekurangan darah, maka bisa kontak ke Rembang dan kota-kota lain, termasuk Semarang.

“Jaringan untuk kebutuhan darah sudah terstruktur,” ujar dr Puji.

Selain itu, pihak UTD rumah sakit Blora, juga memberikan atensi jika ada kebutuhan darah mendadak. Caranya, bisa lewat donor darah keluarga pasien, atau kerelaan dari teman atau orang lain. Cara seperti ini, sudah dilakukan pihak PMI bertahun-tahun.

“Ketika masyarakat kalau ada yang gawat secepatnya, rumah sakit sudah kontak karyawan, kalau ada yang memiiki darah ini, untuk segera didonorkan, selain keluarga juga mencari dari RSUD untuk segera terpenuhi. Jadi jalinan kemanusiaan itu akan muncul,” papar dr Puji.

Namun, lanjut dr Puji, hanya saja kadang muncul masalah terkait dengan kasus-kasus tertentu. Misalnya, stok darah PMI agak telat untuk golongan darah tertentu.

Seperi golongan darah AB itu biasanya menunggu warga. Sedangkan golongan AB untuk golongan darah lain relatif lebih banyak dan aman stoknya.

“Prinsipnya, jika tidak ada kendala berarti di RSUD. Itulah pentingnya punya jaringan,” kata dr Puji memungkasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *