Terlilit Operasional Anggaran, Dana Hibah UPPO 200 Juta Diduga Diselewengkan Poktan di Pati

Advertisement

JATENG MEMANGGIL.CO- Program dana hibah pengembangan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) tahun 2020 di Desa Bageng, Kecamatan Undaan, Kabupaten Pati, diduga pengelolaannya tak beres. Dana hibah yang disalurkan oleh DPR RI kepada Kelompok Tani (Poktan) Subur Makmur di Dukuh Rubiyah, Desa Bageng ini bermasalah.

Bantuan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tersebut, berupa sarana dan prasarana pengolahan pupuk organic senilai Rp 200 juta. Dana aspirasi yang disalurkan oleh Firman Subagyo selaku anggota DPR RI ini, dikelola Poktan Subur Makmur diketuai oleh Sito beranggotakan 20 orang.

Sedangkan penggunaan dana sesuai rancangan anggaran belanja (RAB), yakni pembuatan kandang sapi Rp 92 juta, pembelian mesin cacah rumput Rp 24,5 juta, pembelian sepeda motor roda tiga Viar Rp 29,8 juta. Sedangkan sisa saldo anggaran lainnya, digunakan pengadaan sarpras dan pembelian delapan ekor sapi.

Dugaan ketidakberesan tersebut terungkap, disaat ketersediaan pupuk di Kabupaten Pati langka. Ditambah lagi masa pandemi, pengelolaan UPPO oleh Poktan Subur Makmur selama dua tahun kesulitan mencari dana operasonal tiap harinya. Diduga dalam kondisi terjepit, asset negara tersebut dijual oleh Poktan yang bersangkutan.

Dari penuturan warga desa setempat, dalam sebulan ini tidak ada aktifitas di lokasi unit pengolahan pupuk organic. Selain itu, kandang sapi yang awalnya terdapat 8 unit ekor sapi juga tampak sepi tidak ada kegiatan sama sekali.

Kondisi yang terjadi di lokasi UPPO di Desa Bageng tersebut, diamini oleh staf Rumah Aspirasi Anggota DPR RI Firman Soebagyo, Muhammad Nasih. Pihaknya masih terus menelusuri dugaan ketidakberesan dalam pengelolaan dana hibah itu.

“Kami segera berkoordinasi dengan dinas terkait. Selain itu,  kelompok tani yang bersangkutan akan kami panggil. dari informasi yang saya terima Rabu hari ini (12/7/2023), sapi-sapinya sudah dikembalikan di kandang. Selain itu, sepeda motor roda tiga juga sudah ada di lokasi kandang,” papar Nasih, Rabu (12/7/2023).

Dikonfirmasi terpisah, Sito pengurus Poktan Subur Makmur Desa Bageng, mengaku kesulitan dana operasional dalam mengelola kandang UPPO selama dua tahun berjalan. Kondisi tersebut juga diperparah dengan serangan wabah penyakit hewan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan wabah Lumpy Skin Disease (LSD) selama dua tahun ini.

“Dalam serangan wabah LSD ini kami sangat ketakutan bisa menyerang sapi sapi yang kami kelola. Agar tak terserang, kami sterilkan kandang. Selain itu, menitipkan sapi sapi yang sehat kepada warga di daerah lain yang aman dari wabah penyakit,” ujar Sito berdalih.

Di lain pihak, Kepala Desa Bageng, Zaenuri pun membenarkan sempat terjadi polemik terkait pengelolaan dana hibah UPPO yang dikelola Poktan Subur Makmur didesanya. Namun demikian, permasalahan tersebut sudah bisa ditangani melalui mediasi berbagai pihat terkait.

“Permasalahannya telah tertangani dan pihak pengurus Poktan Subur Makmur pun telah berkomitmen untuk mengembalikan sapi sapi ke kandang semula,” ujar Zaenuri melalui sambungan telepon.

Sejumlah sapi yang diternak di kandang sapi Poktan Subur Makmur kurus dan terkesan tidak terurus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *