Gunakan Jalur Langit, JAGA-NU Pekalongan Raya Siap Menangkan Ganjar-Mahfud

Advertisement

JATENG MEMANGGIL- Relawan Jaringan Ganjar Nusantara (JAGA-NU) di Karasidenan Pekalongan Raya, mengetuk pintu langit demi kemenangan Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.

“Ketuk pintu langit ini dilakukan dengan menggelar halaqoh istighosah bersama. Adapun Jemaat halaqoh istighosah ini dari berbagai lapisan warga Nadliyin, khususnya dari kalamgan kiai, gus, ustaz dan guru ngaji,” kata Ketua JAGA-NU Kabupaten Brebes, Muslihudin, saat menggelar acara halaqoh istighosah bersama, di salah satu majlis ta’lim di Pemalang, Sabtu (10/2/2024) malam.

Muslihudin menegaskan, para jemaat halaqoh istighosah tersebut merupakan warga Nahdlotul Ulama (NU) kultural dari Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Tegal, Kota Tegal, Brebes, Pemalang dan Batang.

“Tujuan istighoasah ini mendoakan pasangan calon presiden dan wakil presiden Ganjar dan Mahfud agar dimenangkan dalam pemilu tahun 2024. Acara istighosah ini merupakan penutup dari rentetan kampanye yang sudah dilakukan Relawan JAGA-NU,” paparnya.

Menurut Muslihudin, alasan para NU kultural mendukung Ganjar- Mahfudz ialah, karena sosok Ganjar- Mahfudz merupakan sosok capres-cawapres yang betul-betul lahir dari kalangan rakyat jelata. Sehingga, lanjut Muslihudin, Ganjar- Mahfudz bisa merasakan resonansi kebatinan rakyat yang terhimpun dalam 21 program yang lahir dari rahim rakyat.

“Ganjar Mahfud sosok yang paling cocok memimpin Indonesia sekarang. Karena kesederhanaannya. Mereka sangat dekat dengan rakyat terutama para ulama, kiai, maupun Ustaz. Hal itu terlihat dari program-programnya,” ujar pria yang akrab dipanggil dengan sebutan Gus Muslih.

Gus Muslih melanjutkan, adapun program paslon nomet urut tiga terkait dunia pesantren lainnya ialah, kesejahteraan (memakmurkan) Masjid, para guru ngaji. Dimana para Guru ngaji atau Ustaz ini merupakan para pejuang, pejuang akar rumput NU.

“Guru ngaji adalah motor penggerak, pemelihara budaya dan tradisi NU. Juga yang mengarahkan para orang tua warga Nahdliyyin untuk menyekolahkan anak-anaknya ke pesantren,” paparnya.

Artinya, tegas Gus Muslih, tanpa guru ngaji maka pesantren-pesantren akan sepi santri. Secara langsung dengan mensejahterakan guru ngaji itu sama juga dengan melestarikan pondok pesantren.

“Dengan Agama akan merubah mental manusia yang bermoral dan beretika. Untuk menciptakan generasi itu adanya di pesantren,” tegasnya.

Gus Muslih menambahkan, alasan lain mendukung Ganjar-Mahfud juga karena keduanya dianggap nasionalis tapi religius. Mereka mau merangkul pesantren-pesantren.

“Maka dari itu malam ini kami mendoakan mereka semoga memenangkan pemilu 2024-2029. “Sehingga Indonesia maju, dan manusianya lebih bermoral dan beretika terutama generasi muda dan generasi masa mendatang,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *