PT ALBA Menjadi Perusahaan Daur Ulang Sampah Plastik Pertama di Jateng

Advertisement

JATENG MEMANGGIL- ALBA Group Asia, akan membangun pabrik daur ulang plastik dan elektronik dengan teknologi modern dan menjadi pertama dan satu- satunya perusahaan daur ulang sampah plastik di Jawa Tengah, yang akan berdiri di atas lahan 26 ha, di Kawasan Industri Kendal (KIK).

ALBA Group Asia, berhasil menyelesaikan akuisisi joint venture dengan PT Tridi Oasis Group dan mendirikan PT ALBA Tridi Plastics Recycling Indonesia. Sedangkan Tridi Oasis, didirikan pada 2016 yang merupakan perusahaan daur ulang Indonesia yang bertujuan mengubah masalah pengelolaan limbah menjadi peluang melalui daur ulang limbah plastik lokal menjadi bahan baku berkualitas tinggi yang bisa digunakan untuk memproduksi bahan kemasan dan tekstil.

Owner dan Chairman ALBA Group Asia, Dr. Axel Schweitzer mengatakan, dalam mendirikan perusahan daur ulang sampah plastik dan elektronik itu, pihakny mengandeng mitranya atau partner joint venture ALBA yakni, Dian Kurniawati, pendiri PT Tridi Oasis Group, serta Vice-President untuk Private Sector Operations dan Public–Private Partnership Asian Development Bank (ADB), Ashok Lavasa.

“Perusahaan akan menyediakan pengetahuan teknologi dan keunggulan operasional serta kemampuan penjualan dan pemasaran global untuk hasil daur ulang berkualitas tinggi. Pabrik baru ini akan dilengkapi dengan peralatan canggih yang mampu memproses botol minum PET dan mengubahnya menjadi cacahan plastik rPET kualitas tinggi dan pelet rPET food-grade,” kata Dr. Axel Schweitzer, saat acara Ground Breaking fasilitas baru PT ALABA Tridi Plastics Recycling Indonesia, di KIK, Selasa (06/06/2023).

Lebih lanjut Axel mengatakan, Teknologi yang dipakai PT ALABA ini sangat canggih, yang berasal dari produsen alat terdepan di Asia dan Eropa dan yang bisa memproduksi sekitar 36 ribu ton PET daur ulang per tahun, termasuk PET daur ulang food-grade.

“Material berkualitas tinggi ini bisa digunakan untuk membuat kembali botol PET yang bisa dikonsumsi, baik untuk pasar Indonesia maupun ekspor, karena rPET food-grade sangat diminati oleh berbagai industri konsumen sebagai upaya meningkatkan kesinambungan untuk memajukan ekonomi sirkular,” tandasnya.

Axel mengatakan, “Di ALBA Group Asia, kami memiliki visi World Without Waste (Dunia tanpa Sampah). Oleh karena itu, pihaknya akan memperluas operasi kami ke Indonesia dan mendirikan fasilitas daur ulang ini di Kendal.

“Di Jateng. Setiap tahun, sekitar 8-12 juta ton plastik berakhri di laut. Indonesia menjadi salah satu penyumbang sampah plastik laut terbesar. Untuk proyek strategis ini, ALBA menggunakan keahlian dari Interzero, sister company ALBA dari Jerman dalam mengembangkan konsep, membangun dan mengoperasikan pabrik ini untuk membantu Indonesia mengurangi dampak limbah plastik,” paparnya.

Axel menegaskan, pihaknya ingin meningkatkan jumlah pengumpulan limbah plastik di Indonesia dengan menciptakan pasar. Lebih lanjut Axel menyampaikan, kalau pihaknya percaya akan dampak sosial positif dari proyek ini karena kami bekerja sama dengan pengepul lokal dan ini akan banyak membuka pekerjaan baru di wilayah sekitar.

Axel menegaskan, untuk saat ini peluang pekerjaan baru di PT ALABA baru sekitar 150 peluang pekerjaan baru di berbagai posisi, seperti teknis dan administratif yang direkrut dari orang-orang sekitar.

“Dengan total investasi mencapai sekitar US$60 juta, PT PT ALBA Tridi Plastics Recycling Indonesia mempu memproduksi produksi 36 ribu ton sampah plastik dan membutuhkan sekitar 48 ribu ton limbah botol PET per tahun. Sampah botol ini akan kita dapatkan dari wilayah Jawa dan sekitarnya,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Kendal, Dico M Ganinduto mengatakan, untuk jumlah sampah rumah tangga di Kendal, sehari bisa mencapai 400 ton. Sedangkan untuk Tempat Pembuangan Akhri (TPA) di Kendal hanya ada satu tempat di Darupono Kaliwungu Selatan. Dan itupun kapasitasnya diprediksi tahun ini akan penuh.

“Melalui kerjasama ini, nantinya Pemkan Kendal akan terus mengedukasi dan mendorong peran aktif masyarakat untuk bekerjasama melalui BUMDes melakukan tata kelola sampah. Di mulai dari sampah rumah tangga, yang nantinya bisa menjadi salah satu sumber pendapatan,” kata Dico.

Menurut Dico, dengan kerjasama ini, tentu akan bisa mendorong program Pemkab Kendal terkait pengelolaan sampah ramah lingkungan atau sampah rumah tangga, serta bisa meningkatkan investasi di Kendal.

“Melalui kerjasama ini, tentu dalam pengolahan sampah tidak hanya untuk menjaga lingkungan saja. Namun, sekaligus bisa meningkatkan pemberdayaan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat,” terangnya.

Kerjasama ini, lanjut Dico, juga akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat Kendal dari sisi nilai ekonomi dan bisa memberdayakan atau mengerakkan ekonomi masyarakat melalui pengelolaan daur ulang sampah plastik.

“Selain itu, juga bisa meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan bisa meningkatkan SDM masyarakat melalui pelatihan- pelatihan serta menciptakan peluang pekerjaan bagi masyarakat khususnya warga Kendal,” tandasnya.

Lebih lanjut Dico menyampaikan bahwa, Pemkab Kendal, saat ini juga lagi mengupayakan peningkatan investasi di Kendal, melalui kerjasama- kerjasama dibidang industi dengan perusahaan- perusahaan asing, termasuk dengan ALBA Group Asia.

“PT ALBA Tridi Plastics Recycling Indonesia, akan berinvestasi di Kendal, dengan investasi fasilitas pengelolaan sampah atau daur ulang sampah plastik senilai US$60 juta atau Rp888 miliar di tahap awal. PT tersebut nantinya akan mendaur ulang mayoritas sampah plastik regional yang berasal dari Kendal dan sekitarnya, dimana hasil produksinya itu nantinya akan di ekspor, sehingga bisa menambah pendapatan devisa negara,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *